Jumat, 29 Juni 2012

Penerapan E-learning Di Indonesia

Sebelumnya saya akan memperkenalkan apa itu yang dimaksud dengan e-learning.
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Ada tiga hal yang perlu disiapkan sebelum menerapkan e-learning: Kemampuan SDM :Kita biasanya berhadapan langsung, kasih training     didalam kelas, tiba-tiba hanya melihat melalui screen. Ada dua kemungkinan, orangnya tidur atau dia nonton tapi nggak masuk ilmunya. Jadi ada kesiapan manusianya.
Budaya atau kultur : tak bisa disangkal bahwa budaya belajar orang Indonesia yang terbiasa dalam metode tatap muka menjadi kendala. Hanya sebagian kecil sumber daya manusia kita yang terbiasa mengikuti pelatihan melalui komputer dan untuk memanfaatkan e-learning kita harus memiliki budaya belajar mandiri. Karena itulah change management yang baik sangat diperlukan untuk merubah budaya tersebut.
Organisasi : Organisasi harus punya kekuatan untuk mengharuskan orang-orangnya untuk melakukan proses pembelajaran tertentu melalui e-learning. “Ada satu poin ya, bahwa e-learning itu bisa sukses kalau dibantu, harus dipush, harus dipaksakan dari organisasi”, ujar Diski. Ia tak memungkiri bahwa ada beberapa pelatihan yang tidak bisa dilakukan melalui e-learning. “Jadi memang ada beberapa proses pengajaran yang perlu interaksi contohnya team building. Team building tidak mungkin atau susah dilakukan melalui media e-learning.
E-Learning di Indonesia
E-learning untuk saat ini mungkin menjadi suatu metode belajar mengajar yang efektif. Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sangat diharapkan agar dunia pendidikan dapat mengimbangi perkembangan teknologi tersebut. Seperti yang di sebutkan dalam buku Psilologi Pendidikan karya Santrock, salah satu cara mengajar yang efektif adalah dengan memiliki keahlian teknologi. Di Indonesia juga sudah banyak dosen-dosen di universitas besar seperti UIITS,UGMUnairITBUSU dan UB. Hal ini dilakukan karena metode pembelajaran ini tidak membutuhkan tatap muka (face to face) antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa hanya diharuskan duduk di depan komputer atau laptop dan on line di internet. Dosen benar-benar hanya berfungsi sebagi mediator, fasilitator, dan motivator. Dosen cukup memberikan modul perkuliahan atau soal-soal tugas melaui email, dan mahasiswa benar-benar harus mencari sumber atau data sendiri dari bahan kuliah atau tugas yang diberikan dosen.
Namun, Sepertinya metode e-learning masih sulit dilakukan seluruh universitas di indonesia secara merata. Hal itu dikarenakan banyaknya rintangan yang menghadang. Menurut Helmy Anam, Head of Marketing Communication Department PT Acer ada Tiga kendala yang membuat e-learning berjalam lambat di Indonesia, hal itu meliputi kesiapan infrastruktur, kesiapan dosen dan mahasiswa serta faktor budaya. Dari segi infrastuktur misalnya, diperlukan dukungan pemerintah yang lebih intensif agar penerapan e-learning bisa berjalan maksimal. Karena seperti yang kita ketahui jaringan internet di Indonesia tergolong masih belum stabil. Kesiapan dosen yang masih kurang untuk menerapkan metode e-learning karena masih banyak tidak mengetahui dan kurang memahami teknologi khususnya internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar